Demi Kepentingan Sumber Energi Alam Dimanfaatkan
Transisi Energi Mengorbankan Manusia – Ketika dunia lari mengarah ke energi bersih dan peralihan hijau,masyarakat adat dan alam di Raja Ampat justru harus melangkah di atas luka yang dalam.Raja Ampat,surga biodiversitas laut dunia,kini rawan oleh aksi tambang nikel yang terus melebar.Ironisnya,semua ini dilaksanakan atas nama “masa depan yang berkesinambungan.
Kita perlu mengucapkan bahwa apa yang berlangsung terjadi di Raja Ampat tentu bukan hanya perbuatan tidak benar.
Mengenai prinsip kemajuan terus-menerus,tetapi juga tindakan melanggar kepercayaan hubungan nilai-nilai keadilan ekologis dan sosial.
Dalam konflik ini,masyarakat adat Papua kembali mejadi korban dari proyek-proyek industri yang tidak berat sebelah pada kebutuhan rakyat.
Transisi Energi Mengorbankan Manusia – Tanah leluhur dikapling atas nama konsesi,laut yang terbentuk jadi sumber hidup tercemari limbah,dan hak untuk memutuskan masa depan mereka sendiri ditarik.
Di sisi yang berbeda,perusahaan tambang mengambil hasil untuk meraup banyak uang dari komoditas nikel yang kini menjadi bintang dalam industri motor listrik.
Transisi Energi Mengorbankan Manusia Bahkan negara-negara maju di dunia,yang menyongsong revolusi energi murni,ikut senang dari hasil nikel yang ditambang dari tanah Papua tanpa melirik luka yang diabaikan.
ANCAMAN EKOLOGI DAN KEHIDUPAN ADAT
Pemerintah,baik pusat ataupun daerah,gak bisa terus mengumpat di balik dalih legalitas izin.Legalitas tidak selalu berarti legimitasi.
Banyak izin tambang dikasih tanpa persetujuan bebas,didahului,dan diinformasikan dari masyarakat adat.
Padahal prinsip FPIC adalah syarat wajib dalam tameng hak masyarakat adat yang telah diakui dalam hukum international dan konstitusi Indonesia.
Negara mestinya datang untuk memberi perlindungan,bukan untuk mendukung eksploitasi.
Kementrian ESDM,KLHK,dan institusi terkait harus mengevaluasi semua izin harus dilaksanakan secara terang-terangan dan jelas.
BACA JUGA:
CADANGAN GAS DITEMUKAN PERTAMINA
Kita menyokong transisi energi,tapi transisi ini harus adil,bukan hanya untuk pengalihan sumber energi dari fosil ke energi baru.
tetapi juga merubah cara kita melihat relasi antara manusia,alam,dan pembangunan.
Tidak bisa dinamai “Energi bersih“jika langkahnya menumbalkan masyarakat lokal dan membinasakan lingkungan yang bersih.
Keadila ekologis mengikat bahwa masyarakat adat tidak hanya dihubungkan dalam pengambilan kesimpulan yang tidak menguntungkan masyarakat,
tetapi juga dihormati kedaulatannya atas tanah dan sumber daya alam.Transisi energi yang menghilangkan mereka justru membuat kolonialisme wujud baru.